NASIONALISME BIRMA (MYANMAR
1886-1942)
Oleh
LIA ASMIDA
2213300170/B.SORE
Abstrak
Kolonial Inggris menjajah Birma sejak
1886 hingga 1942. Penjajahan Inggris ini menumbuhkan rasa nasionalisme rakyat
Birma dalam menentang pemerintahan kolonial. Meningkat nya rasa nasionalisme
rakyat Birma di picu oleh perpindahan pemerintah kolonial Inggris dari kota
Mandalay ke kota Yangoon tahun 1886. Kota Yangoon digunakan Inggris sebagai
subbagian dari pemerintah Inggris di India. Akibatnya banyak warga India yang
bermigrasi ke Birma. Adapun rumusan masalah dari karya ilmiah ini ialah (1.)
Apa yang melatarbelakang rakyat Birma menentang kebijakan yang dilakukan oleh
pemerintahan kolonial Inggris sehingga timbul rasa nasionalisme pada masyarakat
Birma? (2.)Bagaimana Proses yang terjadi mengenai masalah pemisahan Burma
(Myanmar) dari India? (3.)Pergerakan nasional apa saja yang muncul pada masa
pemerintahan kolonial Inggris untuk mencapai kemerdekaan Burma (Myanmar)?.
Hasil pembahasan dalam tulisan ini sebagai berikut : (1.)Nasionalisme Myanmar pada umumnya timbul karena beberapa hal
salah satunya yaitu pada hakekatnya bangsa Myanmar (baru tahun 1886 menjadi
jajahan) belum pernah hilang rasa kebangsaan. Colonial Inggris belum pernah
sempat menanamkan pengaruh sedalam-dalamnya di Myanmar, karena Myanmar pada
saat itu menjadi bagian dari India. (2.) Pemisahan
dihasilkan oleh undang-undang pemerintahan Myanmar 1935 dan sekarang Myanmar
menjadi sebuah kesatuan yang diperintah secara langsung oleh raja Inggris melalui
kementrian Myanmar di London. Perubahan-perubahan konstitusi juga dilakukan.
(3.) Gerakan-gerakan nasionaslisme di
Myanmar
salah satunya ialah GCBA (General
Council of Burmese Association) yang didirikan pada tahun 1919, gerakan
nasionalisme yang pertama dan bneraliran Budha dan Sinyetha (partai rakyat
miskin).
PENDAHULUAN
Proses
dekolonosasi Birma berlangsung dalam rangka melepaskan diri dari jajahan
Inggris. Kolonial Inggris menjajah Birma sejak 1886 hingga 1942. Penjajahan
Inggris ini menumbuhkan rasa nasionalisme rakyat Birma dalam menentang
pemerintahan kolonial. Meningkat nya rasa nasionalisme rakyat Birma di picu
oleh perpindahan pemerintah kolonial Inggris dari kota Mandalay ke kota Yangoon
tahun 1886. Kota Yangoon digunakan Inggris sebagai subbagian dari pemerintah
Inggris di India. Akibatnya banyak warga India yang bermigrasi ke Birma. Di
pemerintahan kolonial Inggris, Birma menjadi salah satu Negara pengekspor beras
terbesar didunia. Hal ini membuat Birma mengalami masalah Disintegrasi social.
Penyebabnya
karena sistem perekonomian tersebut tidak dikuasai Birma, melainkan dikuasai
oleh pemerintah kolonial Inggris.
Pergerakan nasionalismepun mulai muncul. Salah satu nya adalah
pergerakan yang bernama Young Mens
Buddihist Association atau Assosiasi Pemuda Buddha masyarakat Birma juga
kan melakukan beberapa pemberontakan dengan munculnya pergerakan nasionalisme.
Pergerakan nasionalisme tersebut tidak hanya muncul di daerah perkotaan namun
juga muncul didaerah pedesaan. Salah satu pergerakan nasionalisme itu adalah
Saya San rebellion pada tahun 1930 hingga 1932.
Pergerakan
ini mendapat dukungan yang kuat dari rakyat Birma, meskipun tidak lama kemudian
diberantas habis oleh pemerintah kolonial Inggris. Akan tetapi bibit-bibit
pergerakan kemerdekaan Birma lainnya pun terus bermunculan. Para pergerakan ini
lazim nya adalah aktivitas dari kalangan
mahasiswa atau yang biasa disebut dengan Thakin. Salah satu Thakin yang
menonjol adalah U Aung San. Ia adalah mantan prajurit yang dididik oleh jepang
dan kemudian membentuk Burma Independence Army atau BIA, atau tentara
pembebasan Birma. Meskipun BIA membantu jepang untuk menginvasi Birma pada masa
perang dunia II, pergerakan ini kemudianmenjadi pelopor dalam menyingkirkan
penjajahan jepang dari Birma. Pada proses Dekolonisasi jepang dan Birma, BIA
mengubah nama nya menjadi Anti-Fascist Peoples Freedom League atau AFPFL.
Kemerdekaan Birma kemudian diproklamirkan pada tanggal 4 Januari 1948. Presiden
pertamanya adalah Sao Shwe Thaik, dengan perdana mentri Thakin Nu. Mayoritas
kursi pemerintahan Birma oleh orang-orang berpemikiran sosialisme-komunisme.
Keterikatan
Birma terhadap India yang di buat oleh inggris juga menimbulkan banyak kerugian
terhadap Birma selain banyak nya warga India bermigrasi ke Birma, Inggris juga
melakukan kegiatan atau sistem pemerintahan di Birma itu sama dengan bentuk
pemerintahan yang ada di India. Hal ini
menimbulkan persaingan dari para pedagang dan buruh India. Sehingga menyebabkan
Birma menuntut pemisahan diri dari India. Adapun rumusan masalah dari karya
ilmiah ini ialah…
1.
Apa yang melatarbelakang rakyat Birma menentang kebijakan yang dilakukan oleh
pemerintahan kolonial Inggris sehingga timbul rasa nasionalisme pada masyarakat
Birma?
2.
Bagaimana Proses yang terjadi mengenai masalah pemisahan Burma (Myanmar)
dari India?
3. Pergerakan nasional apa saja yang
muncul pada masa pemerintahan kolonial Inggris untuk mencapai kemerdekaan Burma
(Myanmar)?
PEMBAHASAN
1.
Latarbelakang rakyat Myanmar menentang kebijakan yang dilakukan oleh
pemerintahan kolonial Inggris sehingga timbul rasa nasionalisme pada masyarakat
Birma
Nasionalisme Myanmar pada umumnya timbul karena hal-hal
berikut:
a. pada
hakekatnya bangsa Myanmar (baru tahun 1886 menjadi jajahan) belum pernah hilang
rasa kebangsaan. Colonial Inggris belum pernah sempat menanamkan pengaruh sedalam-dalamnya
di Myanmar, karena Myanmar pada saat itu menjadi bagian dari India.
b.
kemenangan Jepang dalam perang Jepang–Rusia 1905 yang memperkuat nasionalisme
di India, menimbulkan juga nasionalisme di Myanmar.
c. nasionalisme di India mempengaruhi timbunya
nasionalisme di Myanmar.
d. perundang-undangan dalam perdamaian
Versailles di man Wilson memperjuangkanhak-hakmenentukan nasib sendiri bagi
bangsa-bangsa yang belum merdeka
e. Montagu –Chelmsford reform, yang oleh Inggris
ditentukan untuk India dan tidak berlaku untuk Myanmar. Montagu –Chelsford
Reform (goverment of Indian Act 1919) Adalah suatu undang-undang yang mengatur
pemerintahan India , akibat ketegangan tuntutan partai Kongres India terhadap
Inggris.Isi dari undang-undang tersebut adalah:
1.
pemerintahan
di India dititik beratkan pada
pemerintahan provinsi-provinsi
2. pemerintahan di provinsi dipegang oelh Inggris
dan India. Inggris memegang urusan-urusan yang bersifat vital sedangkan India
memegang urusan yang tidak penting. Ini berarti pad hakikatnya ada dua
pemrintahan yang bersama-sama menjalankan pemerintah. Yang demikian itu
dinamakan DYARCHY Pada hakikatnya nasionalisme Myanmar baru berferak sesudah
Perang Dunia I (1918). Ketika Myanmar mendengar bahwa undang-undang tidak
berlaku bagi Myanmar, maka timbulah kegelisahan diantara bangsa Myanmar.
Terbentuklah di Myanmar gerakan nasionalisme pertama pada tahun 1919 yang
dengan terang-teranganmenentang inggris. Gerakan ini ialah “The General Council
of Burmese Association” (gcba).Pengaruh agama Budha dari
Myanmar
sangt mendalam . Masyarakat Myanmar tersusun atas dasar agama Budha . pusat
dari tempat adalah bicara dari Pongyi (pendera-pendeta Budha). Tiap orang yang
akil balig diwajibkan untuk menyerahkan tenaganya untuk bekerja di biara, untuk
beberapa hari dan kejadia ini dirayakan sebagai hari besar dari kehidupan
manusia. Karena itu pendeta-pendeta Budha sangat beasar pengaruhnya di dalam
masyarakat Budha/Myanmar.
Kesalahan colonial
Inggris di Myanmar adalah bahwa inggris mengabaikan agama Budha. Karena itu
pendeta-pendeta agama Budha di Myanmar sangat tidak suka pemerintahan Inggris
di Birma. GCBA terbukti merupakan suatu kesatuan daksi dari nasionalisme di
Myanmar. Seperti All Andian ntion congress di India. GCBA menuntut home rule
bagi myanmardan menentang pemerintahan kolonialisme Inggris dengan menjalankan
poliotik non Kooperatif tahun 1921.Pada waktu itu (1920-1921) di India Ghandi
menjalankan Satyagraha (non kooperaftif) terhadap pemerintahan Inggrisgerakan
Ghandi tentang satyagraah sesuai denmgan agama Budha yang mengnjurkan kehalusan
dalam bertindak dan melarangpembunuhan. Karena itu satyagraha dari Ghandi
sangat menarik bagi GCBA di Myanmar. Perlu pula duiingat bahwa pada saat itu
Myanmar masih merupakan provinsi dati India.Karena masyarakat Myanmar
berdasarkan atas agama Budha, mak rakyat Myanmar mendudkung GCBA. Segera
berkobarlah semangat nasionalisme yang anti kekerasan dan juga anti
Inggris. Inggris terpaksa mengadakan pemerintahan diarki tahun 1921 seperti di
India. Karena Myanmar pun menolaknya, maka pad tahun 1929 Inggris membentuk
“Panitia Simon’ (simon Comminission) untuk menyelidiki keadaan Myanmar.
Commission Simon menganjurkan:
a. Myanmar dipisahkan dari India dan menjadi
Negara yang berdiri semdiri
b. Harus
dibentuk UUd bagi Myanmar Anjuran Simon commission ini kemudian diterima dan
kemudian ditetapkan dalam “round table conference on Burma” pada tahun 1931.
Pada tahun 1933 bersamaan dengan “Government Of India Act”: Inggris
mengeluarkan “Government Of Burma Act” yang menetapkan ;
Myanmar
dipisahkan dari India dan menjadi kolioni tersendiri dengan ketentuan sebagai
berikut:
1.) kelapa
Negara seoranng gubernur Inggris dengan kekuasaan eksekutif
2.)
kekuasaan legislative dipegang oleh parlemen yang enggotanga dipilih oleh rakyat
Myanmar
3.) daerah
Sha, Karen, Kachin, Chin, merupakan “excliuded areas” yang diprintahkan langsung
oleh Gubernur. Parlemenmyanmar tidak mempunyai hak atas daerah-daerah ini
4.)
guberniur mempunyai hak veto
5.) government
Of Burma Act ini berlaku pada tahun 1937. Meskipun government Of Burma Act ini
tidak memuaskan karena gubernur masih memegang keuasaan yang terlampau besar
namun ada akibatnya yang baik yakni karena parlemen berhasil mengadakan
perubahan dalam agrariansewa tanah diturunkanpembegian tanah yang lebih adil mengadakan
pembetasan imigrasi dari India hingga mengadakan pembatasan imigrasi dari India
hingga pekerja-pekerja dan kaum pertengahan Myanmar tidak merasa terdesak lagi.
Burma yang mengalami
kekalahan saat perang Anglo-Burmese I harus menyepakati Treaty of Yandabo
(1826). Burma harus melepaskan daerah Assam dan Manipur. Serta menyerahkan
daerah Arakan dan Tenasserim kepada Inggris.perang selanjutnya terjadi dan
Inggris menang kembali. Inggris menganeksasi Lower Burma dan menjadikan Burma
provisni baru India. Inggris akhirnya benar-benar menguasi Burma melalui perang
Anglo-Burmese III Inggris kemudian menaneksasi Upper Burma pada tanggal 1
januari 1886.
Inggris melakukan kolonisasi di Burma
dengan tujuan untuk menahan laju prancis Menguasai Asia Tenggara. Inggris
menerapkan beberapa kebijakan di Burma antara lain dalam bidang ekonomi,
sebelum inggris manguasai Burma, sistem pertain menggunakan cara tradisioanal
dan alat-alat yang digunakan masih sangat sedehana, setelah Inggris masuk
sistem tradisional tersebut diubah menjadi lebih modern. Produksi pertanian
yang awalnya hanya untuk mencukupi kebutuhan sendiri kemudian berkahan-lahan
ditingkatkan produksinya menjadi lebih banyak agar bisa memenuhi kebutuhan
ekspor. Inggris juga mendorong orang-orang di Burma bemigrasi ke daerah selatan
untuk bercocok tanam dilahan delta Irrawaddy yang subur. Pada saat yang sama
Inggris juga mendatangkan ara Imigran yang berasal dari India ke Burma. Alas an
pengiriman orang-orang India tersebut ke wilayah Burma yaitu untuk mengurangi
kepadatan penduduk wilayah India itu sendiri. Imirgran-imigran India tersebut
bekerja di Burma sebagai pedagang, petani, dan rentenir.
Dalam
bidang pendidikan Inggris menidirikan sekolah-sekolah dan universitas Rangoon.
Tujuan dari didirikannya sekolah-sekolah tersebut adalah untuk memenuhi
kebutuhan akan tenaga kerja dan pegawai kantor. Pergerakan nasional untuk
mencapai kemerdekaan di Burma muncul pada masa pemerintahan kolonial inggris (
1886-1942). Pada awalnya pergerakan nasional di pelopori oleh golongan biksu
(pongys). Mereka beranggapan bahwa kebijakan dan sistem pemerintahan yang
diterap kan oleh pemerintah kolonial inggris telah memarginalkan golongan biksu
dalam masyarakat Burma. Dalam perkembangan selanjutnya, pergerakan nasional
untuk mencapa kemerdekaan di motori oleh golongan pelajar.
Sistem
administrasi Burma yang pada awalnya para biksu ( pongyis ) mempunyai peran
yang vital dan cukup penting dalam kehidupan beragama dan social di Burma.
Mereka mengumpulkan pajak, melakukan sensus dan mempunyai peran dalam penegakan
huku. Setelah Inggris berkuasa, lambat laun peran tersebut hilang dan
digantikan oleh orang-orang administrasi Inggris. Hal itu menyebabkan para
biksu merasa bahwa sistem Administrasi inggris telah merusak tradisi yang sudah
lama mengakar di Burma dan di khawatirkan akan menjadikan Burma sebagai Negara
yang sekuler.
Sistem kolonial Inggris telah menimbulkan berbagai
macam reaksi dari rakyat Burma, pada awalnya golongan yang merasa dirugikan
dengan sistem kolonial Inggris adalah golongan biksu (pongyis) para biksu ini
kemudian mendirikan organisasi yang bersifat anti kolonial sebagai bentuk
perlawanan terhadap pemerintah kolonial. Organisasi tersebut adalah Young men’s
Buddhist Association (YMBA) yang didirikan di Rangoon pada tahun 1906 oleh para
Pongyis ( biksu Buddha) yang dipimpin oleh U May Oung. YMBA menitikberatkan perhatian pada masalah
keagamaan dan pelayanan social, YMBA juga berupaya untuk mengambalikan
kepercayaan masyarakat pada fungsi sangha ( komonitas biksu Budha ) agar
masyarakat Burma tidak menjadi secular. YMBA menyebarkan semangat nasionalisme,
perubahan social, peningkatan karya kesustasteraan, dan kebudayaan. Melalui YMBA angota-anggotanya
menyebarkan semangat nasionalisme dan anti-kolonialisme melalui diskusi-diskusi
polotik yang diadakan Universitas Rangoon dan sekolah Judson.
Pada tahun 1920 dalam suatu
pertemuan Prome YMBA berubah nama menjadi GCBA ( General of Buddhist
Associations atau dewan umum perkumpulan Buddha ) atau Wuthanu yang diketuai
oleh U Chit Hlaing. Perubahan nama organisasi ini ikut mendorong gelombang
gerakan nesionalisme yang semakin membesar. Hal ini terjadi karena keanggotaan
GCBA sudah mulai meluas tidak hanya dari kalangan biksu saja tapi sudah meluas
kekalangan non-biksu. Dari kalangan mahasiswa pun banyak yang ikut serta dalam
kenggotaan GCBA hal tersebut ditandai dengan keterlibatan para mahasiswa dalam
setiap aksi-aksi demonstrasi. Demostrasi terbesar yang pernah dilakukan yaitu
terjadi pada tanggal 4 desember 1920 untuk menolak diberlakukan nya suatu
peraturan Universitas yang bersifat elitis. Peraturan yang membatasi aktivitas
mahasiswa di universitas Rangoon di tentang. Demonstrasi yang dilakukan oleh
mahasiswa pada masa itu bersifat local karena hanya berkisar menentang
kebijakan yang di berlakukan kampus. Selanjutnya GCBA melakukan demonstrasi
menentang kebijakan atau peraturan yang diterapkan oleh pemerintah kolonial
Inggris yang di anggap merugikan Burma.
2. Proses yang terjadi mengenai masalah
pemisahan Myanmar dari India
Selama tiga puluh tahun terakhir
yaitu pada abad XIX dan awal abd XX Burma menjadi bagian dari India
perubahan-perubahan konstitusi yang dilakukan India selalu diikuti leh
perubahan-perubahan yang sama dalam pemerintahan diBurma. Prinsip pemilihan
diperkenalkan dalam pemerintahan kotapraja pada 1874, yaitu ketidak
komite-komite kotapraja yang sebagian dipilih dibentuk dibanyak kota Burma.
Pada 1887 prinsip itu diperluas sampai ke omite-komite distrik. Pada 1897 dewan
legislative dibentuk dengan keanggotaan Sembilan orang ditunjuk yang lima orang
diantaranya bersifat tidak resmi adapun tugasnya ialah memberi nasehat kepada
letnan gubernur.
Status Burma sebagai propinsi bagian
dari India berakhir pada tahun 1937. Pemerintah kolonial inggrs memutuskan
untuk memisahkan Burma dari India. Shelby Tucker dalam bukunya yang berrjudul Burma the Course of Independence mengemukakan
bahwa latar belakang pemisahan Burma dari India adalah maslah ekonomi yang
kemudian berkembang menjadi maslah rasial. Depresi ekonomi yang terjadi pada
tahun 1930-an membuat pertanian memburuk tanah-tanah pertanian di Burma banyak
yang dikuasai oleh rentenir India. Hal tersebut kemudian menimbulkan gerakan
anti-India yang dilakukan oleh rakyat Burma. Agsr gerakan anti-India tidak
meluas Inggris kemudian menugaskan pegawai pemerintahan Inggris Lord Simon,
untuk melakukan investigasi mengenai masalah tersebut. Berdasarkan hasil
penyelidikannya Lord Simon melaporkan bahwa sebaiknya Burma dipisahkan dari
India agar tidak terjadi aksi massa anti-India yang semakin besar.pemerintah
kolonial Inggris menindaklanjuti laporan dar Lord Simon tersebut dengan
memisahkan Burma sebagai bagian dari propinsi India. Burma di pisah dari
propinsi India pada tanggal 1 April 1937. Dengan adanya pemisahan tersebut
Burma pun mempunyai pemerintahan sendiri yang terdiri dari dua bagian yaitu
senat ( upper haose ) dan hause of representative (Lower hause ). Akan
tetapi begitu masalah pemisahan itu menjadi bagian dai kebijaksanaan Inggris
kaum nasionalis Burma ( Myanmar ) mulai mencurigainya. Mereka takut jika
inggris menggunakan pemisahan sebagai sebuah muslihat untuk memperlambat
perkembangan konstitusi Burma ( Myanmar ). Sebuah liga anti pemisahan dibentuk
dibawah Dr. Ba Maw yang segera menarik dukungan umum yang sangat luas. Dalam
pemilihan 1932 yang mempertikaikan masalah pemisaha, liga itu memenangkan suara
mayoritas dalam perdebatan-perdebatan yang mengikutinya, liga itu menjelaskan
bahwa meskipun mereka menyukai kesatuan dengan India pada waktu itu, namun
mereka menginginkan kebebasan untuk melepaskannya pada tahap kemudian. Ketika
ihak Inggris menolak untuk memberikan kebebasan itu, oposisi terhadap pemisahan
menyusut, dan liga Anti pemisahan pun berakhir eksistensinya.
Pemisahan dihasilkan oleh
undang-undang pemerintahan Myanmar 1935 dan sekarang Myanmar menjadi sebuah
kesatuan yang diperintah secara langsung oleh raja Inggris melalui kementrian
Myanmar di London. Perubahan-perubahan konstitusi juga dilakukan. Gubernur
sekarang mulai bertanggung jawab terhadap urusan luar negeri, pertahanan, dan
politik moneter, sedangkan terhadap maslah-masalah lainya ia harus minta
nasihat kepada para mentri yang bertanggung jawab kepada dewan legislatif.
Gubernur diberi kekuasaan darurat, tetapi dengan jaminan bahwa ia tidak akan
menggunakannya kecuali dalam keadaan darurat atau terpaksa. Sebuah kabinet dari
sepuluh mentri dibentuk dibawah seorang perdana mentri yang bertanggung jawab
kepada dewan legislatif. Dewan itu engan
sendirinya mangalami reorganisasi, yaitu terbagi dalam senat dan dewan
perwakilan. Separuh dari ke tiga puluh enam anggota senat dipilih oleh dewan
perwakilan da separuhnya lagi ditunjuk oleh gubernur.
3.
Pergerakan-pergerakan nasional yang muncul pada masa pemerintahan kolonial
Inggris untuk mencapai kemerdekaan Burma (Myanmar)
Gerakan-gerakan nasionaslisme di Myanmar
a. GCBA
(General Council of Burmese Association) yang didirikan pada tahun 1919,
gerakan nasionalisme yang pertama dan bneraliran Budha.
b. Sinyetha (partai rakyat miskin)
Didirikan dan pimpinan oleh Dr. U Ba
Mawpada tahun 1922 partai ini menghendaki perbaikan nasib rakyat jelata dan
dalam hal nasionalisme kerjasama dengan kongres India. Dr U Ba Maw pada tahhun
1942 menggabungkan diri dengan jepang dan menjadi presiden Republik Myanmar
(yang dibentuk jepang 1 Agustus 1943). Pada tahun 1946 ia kembali ke Myanmar
tetapi kehilangan pengaruhnya pada rakyat Myanmar.
c.
Myochit
partai nasionalis yang didirikan
tahun 1930 dan dipimpin oleh U saw. Partai ini menghendaki status Domonion bagi
Myanmar. U Saw adalah tokoh nasionalis anti Inggris dan pro jepang. Karena itu
selama perang Dunia II (1942-1945) ia dipenjjrakann oleh Inggris. Usaw inilah
yang apada tahun 1947 mengorganisir pembunuhan atas diri U Aung San.
d. Do Bama Asiayone (kita bangsa
Myanmar)
Laziam dikenal dengan parta Thakin
didirikan tahun 1935. Thakin berarti tuan. Anggota dari partai ini saling
menyebut dengan nama thakin akarena partai ini disebut Thakin. Partai
ini dibentuk oleh mahasiswa-mahasiswa yang kemudian berkembang meliputi seluruh
pelajar dan pemuda-pemudi.Tujuan partai Thakin yaitu menuntut kemerdekaan penuh
bagi Myanmar. Sifat gerakannya revolusioner, patriotis dan sosialistis (lazim
bagi gerakan pemuda anti imperialisme). Mereka ini sangat membenci
tindakan-tindakan korup dari The old line politicians, terdorong oleh perasaan
anti inggris dan terpikat dengan janji-janji Jepang, banyak pemimpin partai
Thakin ini bekerajasama dengan Jepang selama penduduakan jepang di Myanmar.
Tetapi penindasan rakyat Jepang terahadap rakyat Myanmar membuka mata mereka
dan akhirnya pemuda-pemudi Thakin ini dengan diam-diam membentuk “ The Anti
Fascist Peoples Freedom League “, pada tahun 1944. AFPFL (organisasi pembebasan
anti fasis) ini diabawah pimpinan Thakin Aung San (U Aung San) dan Thakin Than
Tun (pemimpin komunis di Myanmar). AFPFL dibawah Aung San memberontak terahadap
Jepang dan menghantamnya, hingga mempermudah Inggris untuk mengalahkan Jepang.
Kemudian AFPFL menuntut kemerdekaan penuh dari Inggris dengan kekuatan senjata.
KESIMPULAN
Pada dasarnya rasa nasionalisme itu tumbuh saat rakyat
merasa terancam akan negaranya dikuasai oleh Negara lain ter lebih-lebih sudah
dijajah dan secara keseluruhan telah diambil alih oleh Negara penjajah. Birma
yang dijajah oleh Inggris sejak 1886 hingga 1942 merasakan pemerintah kolonial
Inggris menguasai semua aspek yang ada di Birma, Birma yang menjadi salah satu
Negara pengekspor beras terbesar saat itu membuat Inggris sangat tertarik untuk
menguasai Birma dengan menyatukan Birma dengan Negara India.
Birma
yang mengalami disintegrasi social, karena sistem perekonomian dikuasai oleh
pihak asing mengerakan para kaum nasionalis Birma untuk semakin menentang
pemerintahan kolonial Inggris, terlebih lagi para imigran dari India yang
semakin mempersulit keadaan di Birma dan membuat Birma ingin di pisahkan dari
Negara tersebut.
Penjajahan
Inggris ini menumbuhkan rasa nasionalisme rakyat Birma untuk menentang
pemerintahan kolonial Inggris karena Inggris memindahkan pusat pemerintahan
yang awalnya berada dikota Mandalay ke kota Yagoon tahun 1886. Ketika rasa
nasionalisme itu tumbuh bermunculanlah pergerakan-pergerakan nasionalisme pada
masyarakat Birma, mereka yang merasa dirugikan oleh pemerintah kolonial Inggris
sehingga mereka membentuk suatu pergerakan yaitu dari kaum Biksu (pongyis)
tidak hanya dari daerah perkotaan pergerakan nasional juga timbul di daerah
pedesaan dan dari para mahasiswa. Salah satu pergerakan yang mendapat dukungan
yang kuat dari rakyat Birma yaitu Saya San Rebellion pada tahun 1930 hingga
1932.
SUMBER
Mustopo, Habib. 2007. Sejarah SMA kelas XII Program IPS.
Jakarta:
Yudhistira.
Matroji ddk 1999. Sejarah IPS
Terpadu jilid 1/Sejarah Asia Tenggara.
Hadisumarmo. 2006. Sejarah Program
IPS Terpadu jilid 3/Peristiwa di Asia
Tenggara.
Setelah kekalahan Jepang pada perang dunia, Myanmar segera menyiapkan kemerdekaan dari Inggris dan Jepang
BalasHapusPergerakan nasional birma di menjalar karena munculnya pergerakan pergerakan yang menentang pemerintahan kolonial inggris, yang kemudian muncul bibit bibit pergerakan lain yang muncul akibat meningkatnya nasionalisme di birma
BalasHapus